Minggu, 31 Maret 2013

laporan pembuatan granulasi cheweble


I.       PENDAHULUAN
I.                   TABLET
Definisi tablet menurut USP adalah: bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat, dengan atau tanpa aditif yang sesuai. Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran dan bobotnya, tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang diinginkan.
Semua bentuk tablet dpat dibuat dengan metode certak langsung, granulasi basah, granulasi kering atau kombinasinya.
Tahap pertama dalam mendesain suatu formulasi obat adalah studi preformulasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan formukasi yang rasional, memaksimumkan usaha formulasi serta mendapatkan kualitas dan penampilan produk yang optimal.

II.                ZAT AKTIF TABLET
Ada 2 kelompok obat yang dapat diberikan secara oral dalam bentuk tablet :
1.      Obat-obat yang tidak larut : diharapkan obat bekerja lokal di saluran gastrointestinal. Misal : antasida, anticacing, adsorben.
2.      Obat-obat yang larut : diharapkan mempunyai efek sistemik setelah obat terdisolusi di dalam lambung atau intestin, yang diikuti dengan proses absorbsi.
Perlakuan atau proses terhadap zat aktif tergantung pada :
1.      Dosis yang dibutuhkan
2.      Sifat fisika dan kimia zat aktif dan eksipien
3.      Sifat ( nature ) obat
4.      Tujuan pemakaian
5.      Masalah absorbsi dan bioavailabilita
6.      Granulasi dan metode tabletting yang digunakan.

III.             ZAT TAMBAHAN (ADITIF) TABLET
Ada 6 kelompok besar aditif tablet yaitu :
1.      Pengisi (filler, diluent)
2.      Pengikat (binder)
3.      Penghancur (disintegran)
4.      Pelincir (lubrikan)
5.      Zat warna dan pemanis

III.1.    Pengisi Tablet
Walaupun pengisi umumnya merupakan zat inert, namun kenyataannya pengisi dapat mempengaruhi biofarmasetika serta sifat-sifat fisika dan kimia tablet. Sensitivitas pengisi terhadap perubahan fisikokimia yang disebabkan oleh processing atau manufacturing  dapat mempengaruhi kualitas tablet sehingga perlu diperhatikan dalam pemilihan pengisi. Contoh pengisi :
a.       Laktosa Monohidrat : umumnya formula dengan laktosa menunjukan laju pelepasan obat yang baik, mudah dikeringkan dan relatif tidak sensitif terhadap variasi kekerasan tablet.
b.      Laktosa Anhidrat : lebih menguntungkan dibanding bentuk hidrat karena tidak reaktif terhadap reaksi Maillard (yang menyebabkan timbulnya wana coklat).
c.       Spray – dried lakctosa : biasanya digunakan sebagai pengisi pada tablet cetak langsung.
d.      Starch : starch berasal dari corn, wheat atau potatoes
e.       Manitol dan Sorbitol : banyak digunakan dalam formulasi tablet kunyah
f.       Avicel : banyak digunakan sebagai pengisi cetak langsung

III.2.    Pengikat Tablet
Tujuan penambahan pengikat adalah untuk meningkatkan daya kohesivitas serbuk (yang mungkin diperlukan untuk membentuk granul) sehingga jika dikompresi akan membentuk massa yang kompak sebagai tablet. Contoh pengikat :
a.       Tragakan : cara terbaik dalam penggunaannya adalah dengan menambahkannya dalam bentuk kering, kemudian diaktivasi dengan penambahan air.
b.      Gelatin : merupakan pengikat yang baik dan memberikan tablet yang kekerasannya mirip dengan yang dihasilkan oleh tragakan.
c.       Sukrosa : digunakan sebagai sirup, dengan konsentrasi 50-75%.
d.      Starch : sebagai pasta akan menghasilkan tablet yang lunak dan rapuh.
e.       Sellulosa : metil selulosa dan CMC menghasilkan tablet dengan kekerasan sedang.
f.       PVP : Kollidon 25, 30  dan 90 akan menghasilkan granul yang keras dan bebas mengalir, di dalam tablet granul tersebut mempunyai ikatan yang baik.

III.3.    Penghancur (Disintegran) Tablet
Disintegran bermanfaat untuk mempermudah hancurnya tablet. Disintegran dapat ditambahkan sebelum granulasi, selama tahap lubrikasi atau pada kedua tahap tersebut sebelum kompresi. Beberapa disintegran juga berfungsi sebagai pengikat. Menurut tempat kerjanya, disintegran dapat dibagi menjadi 2 yaitu : disintegran intragranular dan ekstragranular. Disintegran ekstragranular akan menyebabkan disintegrasi tablet lebih cepat dibandingkan yang intragranular. Jadi dianjurkan untuk mengkombinasi kedua jenis disintegran tersebut.
Contoh disintegran :
a.       Starch : merupakan disintegran yang cukup banyak dipakai. Derivatnya yaitu Primogel dan Explotab.
b.      Avicel : mempunyai sifat disintegran yang baik jika terdapat dalam konsentrasi rendah (10%).
c.       Alginat dan Gom.

III.4.    Pelincir (Lubrikan)
Problem utama yang sering berhubungan dengan pembuatan tablet adalah : aliran granul, adhesi bahan dengan punch dan die, serta pelepasan tablet dari ruang die.
Kerja lubrikan diperlukan untuk mereduksi friksi antara bagian dalam dinding die dan tepi tablet pada proses pengeluaran tablet. Contoh lubrikan : Talk dan Magnesium Stearate.
Antiadheren : berfungsi mencegah sticking terhadap punch dan/ atau dinding die, terutama untuk formula tablet yang mudah mengalami picking, misalnya  Multivitamin yang mengandung kadar vitamin E yang cukup tinggi. Contoh antiadheren : Cab-O-Sil.
Glidan : berfungsi memperbaiki karakteristik aliran granul sekaligus aliran granul dari hopper ke ruang die. Contoh glidan : Talk, Cab-O-Sil, Aerosil.
Perlu kombinasi 2 atau lebih senyawa untuk mendapatkan sifat lubrikan, antiadheren dan glidan.

IV.             METODE PEMBUATAN TABLET
Berdasarkan prinsip pembuatannya, dapat dibedakan 3 metode pembuatan tablet yaitu : granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung.

IV.1.    Metode Granulasi Basah
Secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut : campuran zat aktif dan eksipien dibasahi dengan cairan granulasi. Granul dibentuk dengan cara melewatkan massa yang basah melalui ayakan, kemudian dikeringkan. Massa granul yang kering diayak kembali selanjutnya dikompresi.
IV.2.    Metode Granulasi Kering
Proses ini menunjukan granulasi campuran serbuk kering dengan cara kompresi tanpa melibatkan panas dan pelarut. Metode ini khususnya cocok untuk senyawa aktif yang peka terhadap panas atau lembab. Ada 2 proses yang dapat dilakukan untuk metode ini yaitu :
·         Slugging : melibatkan prekompresi  campuran serbuk dengan cetakan tablet sehingga dihasilkan slug, yang kemudian dihancurkan dan diayak menjadi granul.
·         Pressure Roll : serbuk dikompresi dengan pressure rolls.

IV.3.    Metode Cetak Langsung
Merupakan proses dimana tablet dicetak langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Eksipien yang umum adalah pengisi, disintegran dan lubrikan. Untuk menghasilkan tablet yang baik, campuran serbuk harus mengalir secara seragam dan membentuk massa yang kompak.

V.                MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pembuatan tablet adalah : capping, laminasi, chipping, cracking, picking, sticking, dan mottling.

V.1. Capping
Capping adalah pemisahan sebgaian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari badab tablet. Biasanya disebabkan karena adanya udara yang terjerat dalam ruang die. Hal ini sering terjadi pada metode granulasi dengan jumlah fine yang banyak. Penyebab lainnya adalah kelebihan kelembaban granul, overlubrikasi atau kurangnya lubrikan.

V.2. Laminasi
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam/hari kemudian.
Penyebabnya adalah :
·         Udara yang terjerat dalam granul yang tidak dapat keluar selama kompresi.
·         Over lubrikasi dengan stearat.
Cara untuk mengatasi laminasi adalah :
·         Mengayak fine melalui ayakan mesh 100-200
·         Menambah/mengurangi/mengganti lubrikan
·         Mengeringkan/melembabkan granul
·         Memperbaiki prosedur granulasi
·         Menambah pengikat

V.3. Chipping
Chipping adalah keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong. Penyebabnya karena ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

V.4. Cracking
Cracking adalah keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas – tengah.
Langkah-langkah untuk mengatasi chipping dan cracking adalah :
·         Mengganti/membersihkan punch
·         Memperbaiki mesin tablet
·         Menambah pengikat dan / atau pembasah
·         Mengurangi atau menghilangkan fine
·         Reformulasi
·         Reduksi ukuran granul

V.5. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch. Penyebabnya adalah penyaringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang di kompresi adalah bahan berminyak atau lengket.

V.6. Sticking
Sticking adalah keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi) sehingga punch bawah tidak dapat bebas bergerak. Penyebabnya adalah : punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembaban tinggi.
Untuk mengatasi sticking dan picking dapat dilakukan :
·         Pengurangan kadar lembab granul
·         Penggantian atau pengurangan jumlah lubrikan
·         Penambahan pengikat
·         Penambahan adsorben seperti : silika gel, aerosil, avicell.
·         Pembersihan permukaan punch
V.7. Mottling
Motlling adalah keadaan dimana distribusi zat pewarna pada permukaaan tablet tidak merata.

V.8. Binding
Binding dalam die menunjukan resistensi tablet untuk dikeluarkan akibatadhesi dengan dinding die. Langkah – langkah untuk mengatasi binding adalah :
·         Menambah lubrikan atau menggunakan lubrikan yang lebih efisien
·         Memperbaiki metode penambahan lubrikan
·         Menambah kelembaban granul atau dilakukan regranulasi
·         Reduksi ukuran granul
·         Kompresi dilakukan pada suhu atau kelembaban yang lebih rendah

VI.             SIFAT – SIFAT TABLET YANG BAIK
Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yangdihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang memuaskannya itu :
1.      Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu ditangan konsumen. (sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan friabilita).
2.      Zat aktifdi dalam tablet harus dapat tersedia di dalam tubuh atau bioavailability. (sifat ini dapat dimonitor dengan uji disintegrasi dan uji disolusi).
3.      Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk tablet dengan kadar zat aktif kurang dari 50 mg). (parameter ini dapat di uji dengan uji variasi bobot dan uji keseragaman kandungan).
4.      Tablet berpenampilan elegan dan mempunyai karakteristik warna,bentuk dan tanda-tanda lain yang menunjukan identitas produk.
5.      Tablet harus menunjukan stabilita (fisik dan kimia) serta efikasi konsisten.

VII.          EVALUASI TABLET
Untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan telah memenuhi kriteria atau belum, diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah :



VII.1. Uji Penampilan
Tablet diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas zat warna), bentuk (bundar, permukaan rata atau cembung), cetakan (garis patah, tamda, logo pabrik), dll.
VII.2. Uji Keseragaman Ukuran
Untuk tujuan mudah digunakan dan estetik, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh > 3x dan tidak < 1/3 tebal tablet. Uji diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan terhadap 20 tablet.
VII.3. Uji kekerasan
Dilakukan dengan alat hardness tester. Kekrasan tablet diukur terhadap luas permukaan tablet, dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah newton,kp.
VII.4. Uji Friabilita
Dilakukan dengan alat friabilator menggunakan 20 tablet. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Uji friabilita biasanya dilakukan selama 15-20 menit tergantung spedifikasi alat. Tablet yang baik mempunyai friabilita < 1%.
Perhitungan : f =  x 100%
            f = friabilita
            a = bobot total tablet sebelum diuji
            b = bobot total tablet setelah diuji
VII.5. Uji keseragaman Bobot
Uji dilakukan terhadap 20 tablet, dengan cara menimbang satu persatu. Persyaratan Farmakope Indonesia :
Bobot rata-rata (mg)
Deviasi maksimum (%)

    2 Tablet                        1 Tablet
25
15                             30
25 – 150
           10                             20
151 – 300
7,5                            15
>300
            510

VII.6. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur menggunakan alat disintegration tester menggunakan 6 tablet. Persyaratan Farmakope Indonesia : kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit ( untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula atau salut selaput.
VII.7. Uji Keseragaman Sediaan
Persyaratan untuk uji ini secara lengkap dapat dilihat di FI IV , hal 999. Uji biasanya dilakukan jika tablet mengandung zat aktif < 50 mg. Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet. Persyaratan : tidak boleh lebih dari 2 tablet yang kadarnya diluar rentang 85-115% dari kadar rata-rata dan tidak boleh lebih dari 1 tablet yang kadarnya di luar rentang 75-125% dari kadar rata-rata.
VII.8. Uji Disolusi
Uji ini dikaukan untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan dan kapan tercapai kadar maksimum di dalam media disolusi, serta bagaimana profil disolusi zat aktif secara in vitro.




II.      METODA PERCOBAAN

Metoda percobaan dalam percobaan kali ini adalah metoda granulasi kering. Granulasi Kering adalah mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.
Keuntunga granulasi kering, yaitu tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering ini serta penggunaan alatnya lebih sedehana, sedangkan kerugiannya adalah menghasilkan tablet yang kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah. Metode Granulasi Keringini menunjukan granulasi campuran serbuk kering dengan cara kompresi tanpa melibatkan panas dan pelarut. Metode ini khususnya cocok untuk senyawa aktif yang peka terhadap panas atau lembab. Ada 2 proses yang dapat dilakukan untuk metode ini yaitu :
·         Slugging : melibatkan prekompresi  campuran serbuk dengan cetakan tablet sehingga dihasilkan slug, yang kemudian dihancurkan dan diayak menjadi granul.
·         Pressure Roll : serbuk dikompresi dengan pressure rolls.
III.    DATA PREFORMULASI

1.      ZAT AKTIF
Antalgin (FI IV hal,538)
Pemerian                     : Serbuk Hablur, putih/ putih kekuningan.
Kelarutan                    : Larut dalam air, mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat.
2.      ZAT PENGIKAT
a.       amilum
Pemerian                     : Serbuk sangat halus, putih tidak berbau tidak berasa.
Kelarutan                    : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik dan kering.
b.      Aqua
Pemerian                    : cairan jernih tidak berbau
Kelarutan                    : keasaman-basaan pada 10 ml tambahkan 2 tetes metal P:
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup baik
3.      ZAT PENGHANCUR DALAM
a.       Corn Starch
pemerian                      : Serbuk sangat halus dan putih
kelarutan                     : Praktis tidak larut dalam air dengan dan dalam etanol.
penyimpanan               :Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
4.      ZAT PENGISI
a.       laktosa                 (F 1V Hal 489)
pemerian                   : Serbuk atau masa hablur ,keras , putih atau putih krem tidak
berbau dan rasa sedikit manis satbil ,tetapi mudah menyerap bau.
kelarutan                     :Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih sangat sukar larut dalam etanol: tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan               :Dalam wadah tertutup baik.
5.      PENGHANCUR LUAR
a.       Avicel PH 102
Pemerian                     : Bagian selulosa yang terdepolimerasi berbentuk putih, bersih, serbuk kristal, tidak berwarna tidak berasa.
Kelarutan                    : Sukar larut di 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan banyak pelarut organik.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
6.      GLIDAN/ANTIADHERENT
a.       Talk     (F1 1V Hal 771)
Pemerian               : Serbuk hablur sangat halus putih/ putih kelabu berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan              : Tidak larut dalam air dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik.
b.      Mg. Stearat   (F1 1V Hal 515)
Pemerian               : Serbuk hablur putih dan voluminis  ,bau lemah khas mudah melekat di kulit bebas dari butiran.
Kelarutan              : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik.
7.      PEMANIS
a.       Sodium saccharin
Pemerian   `           : serbuk hablur putih tidak berbau atau berbau aromatic lemah.
Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan              : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter;
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol mudah larut dalam ammonia encer.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik.








IV.    FORMULA SEDIAAN

JENIS ZAT

NAMA ZAT
FORMULA
Jumlah per tablet
Penimbangan
(Jumlah / batch)
ZatAktif
Antalgin
80 mg
84 mg
84
Pengikat
Amilum
10 %
30 mg
30 g
Aqua
95
95
95g
Penghancur dalam
Corn Starch
6 %
18 mg
18 g
Pengisi
Laktosa
*
31,15 mg
31,15 g
Penghancur luar
Avicel PH 102
10%
30mg
30g
Glidan / anti adheren
Talk
1%
3 mg
3 g
Mg. Stearate
0.80 %
2,4 mg
2,4 g
Pemanis
Sodium sacchrin
0,80 %
2,4 mg
2,4g
Sodium cyclamat
1%
3mg
3g
Pewarna
Orange
0,35%
1,05 mg
1,05g
jumlah
300 mg
300 g
                                                                                               



V.      PROSEDUR PEMBUATAN

1.      Pembuatan larutan pengikat          : Tuangkan air kedalam wadah gelas sambil
diaduk suspensikan kedalamnya bahan pengikat. Tambahkan air mendidih (95oC) teruskan pengadukan hingga diperoleh ciran yang jernih.
2.      Granulasi : Ayak zat aktif, bahan penghancur dan pengisi sebelum dicampur
mengunakan ayakan mesh 30. Tuangkan zat aktif bahan pengisi dang penghancur dalam kedalam wadah baskom. Aduk homogeny selama 5 menit. Tambahkan larutan pengikat (suhu 60 oC). aduk hingga menjadi masa yang kompak. Bila perlu dapat ditambahkan air hangat. Masukan pemanis (gula) 0,5 gram kedalam beker glas dan tambahkan air 5 ml aduk hingga larut. Dan campurkan hingga homogeny. Setelah homogeny masukan pewarna dan essence orange tiga tetes saja. Lalu aduk hingga merata dan berubah warna.
3.      Granulasi massa basah ini dengan ayakan mesh 8 atau mesh 12 hingga terbentuk granul yang baik. Keringkan granulat didalam oven yang telah dilatasi kain betis selama 10 menit.
4.      Pen campuran akhir : Ayak granulat yang telah kering dan ayakan mesh 12/
mesh16. Masukan granul ke dalam kantong plastic. Tambahkan kedalamnya bahan penghancur, glidan dan anti adheren yang telah diayak dengan mesh 30. Kocok kantung plastic selam 5 menit.



VI.    TABULASI DATA DAN EVALUASI GRANUL DAN SEDIAAN UNTUK TIAP PERCOBAAN

A.    EVALUASI GRANUL
·         Uji Aliran Granul
Waktu seluruh massa (20gram dan 30gram) melewati corong dilakukan 2x (duplo)

Percobaan
Hasil (waktu/ detik)
I (20g)
11,73
II (20g)
13,27
                       
Perhitungan:     
                                                =       = 12,5 detik
Tidak memenuhi syarat karna percobaan melebihi dari 10 detik

·         Uji pemampatan granul
Tinggi awal massa dalam gelas ukur dan tinggi akhir massa dalam gelas ukur.
Percobaan
Tinggi awal
Tinggi akhir
I
11 cm
9 cm
II
11cm
9,5 cm


Perhitungan :
Percobaan I     :           =
                                    =  x 100%  = 81,81 %

Percobaan II    :           =  x 100%
                                    =  x 100%  = 86,36 %
                                   
                      =
                        =   = 84,085 %

·         Hasil Akhir Granul (Yield)
Berat akhir granul berbanding berat teoritis granul, syarat : 90 % - 110 %
Berat teoritis granul = 300 g
Berat akhir granul
Perhitungan     :             x 100%
                                    =   x 100%
                                    = 77,64333 %



VII.        DATA REFERENCE ( Farmakope Indonesia ed III dan IV )







VIII.    PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PERCOBAAN

A.    Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang akan kami bahas dalam laporan ini adalah pertama-tama dihitung formula dari jenis zat, setelah dihitung di masukkan ke dalam tabel yang nantinya akan digunakan dalam penimbangan.
Setelah semua bahan selesai ditimbang lalu diayak dengan menggunakan mesh 30 , setelah diayak campurkan semua bahan dalam baskom. Dalam pencampuran dibagi menjadi 2 yaitu:
·         pencampuran fasa dalam : yang dicampur adalah zat aktif, bahan pengikat, penghancur dan pengisi. Aduk homogen selama 5 menit.
·         Pencampuran akhir      : yaitu semua bahan dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 1kg. Lalu di kocok sampai 10 menit hingga homogen.
Percobaan dalam pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi chewebel ini melewati 2 tahap pengujian dalam melakukan evaluasi granul yang nantinya untuk mengetahui hasil akhir granul apakah sesuai dengan syarat yang telah ditentukan apakah tidak. Pengujian ini adalah
·         Uji aliran granul, adalah waktu seluruh massa yang melewati corong, syaratnya kurang dari 10 detik.
·         Uji pemampatan granul, tinggi awal massa dalam gelas ukur dan tinggi akhir massa dalam gelas ukur, syaratnya lebih dari 80%.
Untuk mengetahui hasil akhir granul, harus dihitung berat akhir granul berbanding berat teoritis granul, syaratnya 90%-110%.
Hasil dari evaluasi granul pada percobaan granulasi chewebel yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut:
·         Uji Aliran Granul                    : Selama  12,5detik (Tidak memenuhi syarat)
·         Uji pemampatan granul           : 84.085 % (Tidak Memenuhi syarat)
·         dan Hasil akhir granul (yield) : 77,64333 % (Tidak Memenuhi syarat)    
Dikarenakan alat pencetakan tablet tidak memadai jadi kami hanya melakukan percobaan hingga pencampuran akhir saja tidak sampai pencetakan tablet jadi kami tidak tau apakah formula dari kelompok kami bagus atau tidak, tapi dari hasil evaluasi nya yaitu cukup baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa pada granulasi cwebel ini bahan-bahan yang sudah dicampur dilakukan dua pengujian yaitu:
1.       Uji aliran granul, syarat 10 detik.
2.      Uji pemampatan granul, syarat 80%.
Setelah dilakukan pengujian dihitung hasil akhir granul, dengan syarat 90%-110%.  Hasil akhir granul pada kelompok kami adalah Tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 77,64333%.




SARAN
1.      Untuk proses dalam pembuatan tablet membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar praktikan dapat melakukan praktikum dengan baik.
2.      Pembuatan tablet membutuhkan konsentrasi dan ketelitian sangat tinggi, jadi kepada para praktikan harap untuk melakukan percobaan dengan sangat teliti dalam menghitung evaluasi agar dapat mengetahui apakah formula yang dicoba itu sesuai apa tidak dengan syarat yang telah ditentukan.


PUSTAKA

-        Farmakope Indonesia Ed III.
-         Farmakope Indonsia Ed IV, hal 538,489,771,515,748
-        Buku Modul Praktikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar